Kinerja Perusahaan Pelayaran Nasional pada Triwulan I Tahun 2024 Cenderung Beragam

Kinerja Perusahaan Pelayaran Nasional pada Triwulan I Tahun 2024 Cenderung Beragam

Sejumlah perusahaan pelayaran nasional menunjukkan kinerja yang positif pada triwulan I tahun 2024 meskipun beberapa diantaranya juga menunjukkan kinerja yang turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Hal itu dapat dilihat dari kinerja perusahaan pelayaran yang terdaftar sebagai perseroan terbuka.

Emiten pelayaran PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk (ELPI) mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 56,8% pada tiga bulan pertama tahun 2024. Merujuk pada laporan keuangan terbaru, laba tahun berjalan yang diatribusikan ke induk perusahaan ini per 31 Maret 2023 tercatat sebesar Rp66,42 miliar. Sementara di tahun 2022, perseroan membukukan laba sebesar Rp42,37 miliar.

Dari sisi top line, Perseroan membukukan penjualan sebesar Rp300,63 miliar atau naik 41% dari tahun lalu sebesar Rp212,55 miliar. Sedangkan beban operasi ikut terkerek menjadi Rp211,56 miliar dari semula Rp158,49. Pencapaian pendapatan ini ditopang oleh Segmen Offshore dengan nilai pencapaian kinerja sebesar Rp198,03 miliar atau tumbuh setara 27% secara kuartalan. Sedangkan, Segmen Non-Offshore mengalami peningkatan pendapatan menjadi Rp102,59 miliar atau naik 79% jika dibandingkan dengan posisi kuartal yang sama tahun lalu.

Sekretaris Korporasi ELPI Wawan Heri Purnomo mengatakan, pihaknya sampai dengan Kuartal I ini tengah mengupayakan untuk meng-explore wilayah operasional baru terutama dari lini bisnis transshipment sebagai langkah utama dalam mitigasi pengaruh faktor alam (cuaca buruk) terhadap keberlangsungan operasional perusahaan.

"Dimana hal tersebut memiliki potensi kerjasama jangka panjang selama 10 Tahun, langkah lain yang ditempuh juga yaitu optimalisasi utilisasi armada kapal yang telah selesai pembangunannya," ujar Wawan dalam keterangan tertulis, Senin, (29/4/2024)

Sementara itu, PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) memutuskan membagikan dividen tunai sebesar Rp75 per lembar saham atau sebesar Rp196,6 miliar yang kurang lebih 63% dari laba bersih tahun 2023. Keputusan pembagian dividen itu berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Jumat (26/4).

Direktur Keuangan PT Trans Power Marine Tbk Rudy Sutiono menjelaskan pembagian dividen terdiri dari dua bagian, yakni sebesar Rp30 per lembar saham yang telah dibagikan sebagai dividen interim pada 5 Desember 2023. "Sisanya sebesar Rp45, per lembar saham akan dibagikan sebagai dividen final sesuai jadwal dan ketentuan yang berlaku,” ujar Rudy, di Jakarta, Jumat (26/4).

Dia menjelaskan perseroan juga memanfaatkan momentum permintaan pasar, dengan menambah armada baru yang terdiri dari 2 tongkang dan 3 tug boat dengan nilai realiasi capex sekitar US$9 juta untuk tahun 2023. "Dengan demikian, pada akhir tahun 2023, perseroan telah memiliki 41 unit tug boat, 35 unit tongkang, dan 3 floating crane," kata Rudy.

Selain itu, PT Trans Logistik Perkasa (TLP),  anak usaha perseroan dengan kepemilikan saham oleh perseroan sebesar 30%, telah melakukan pembelian 79 unit tug boat dan tongkang untuk kebutuhan operasional di akhir bulan Oktober 2023. "Untuk menanggapi peningkatan produksi batubara yang direncanakan pada 2024, TPM berencana menerima 6 unit tongkang, 2 unit tug boat, dan 1 unit floating crane yang telah dipesan sebelumnya dengan budget capex senilai US$30 juta," urai Rudy.

TURUN

Sementara itu, emiten pelayaran PT Temas Tbk (TMAS) merilis laporan keuangan (lapkeu) per kuartal I-2024 yang menunjukkan bahwa laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 147 miliar pada kuartal I-2024.  Dikutip dari situs berita investor, laba bersih itu turun 43,33% dari Rp 259,41 miliar pada periode yang sama tahun 2023.

Adapun laba per saham juga jadi hanya Rp 3 per akhir 31 Maret 2024, dari Rp 5 pada periode yang sama tahun 2023. Laba bersih TMAS per kuartal I-2024 juga semakin jatuh dari capaian perseroan pada kuartal I-2022 dengan laba bersih saat itu Rp 341 miliar. Melemahnya laba TMAS dipicu pendapatan jasa yang menurun dari Rp 1,11 triliun per kuartal I-2023 menjadi Rp 1,07 triliun pada kuartal I-2024.

Di sisi lain, PT GTSI  Internasional Tbk (IDX: GTSI) mencatatkan laba bersih senilai USD1,115 juta dalam tiga bulan pertama tahun 2024, atau turun 48,18 persen dibanding periode sama tahun 2023 yang mencapai USD2,152 juta. Dampaknya, laba per saham dasar melorot ke level USD,00007 per helai pada akhir Maret 2024. Sedangkan di akhir Maret 2023 berada di level USD0,00014 per helai.

Tapi, laba tersebut dapat menekan defisit atau akumulasi kerugian sebesar 22,6 persen dibanding akhir tahun 2023, menjadi USD3,798 juta pada akhir kuartal I 2024. Direktur Utama GTSI, Tammy Meidharma melaporkan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan senilai USD7,588 juta pada kuartal I 2024.

Hasil itu menyusut 27,1 persen dibanding kuartal I 2023 yang mencapai USD10,366 juta. Rinciannya, jasa sewa kapal Gas Alam Cair merosot 27,7 persen secara tahunan menjadi USD7,401 juta pada akhir Maret 2024. Senasib, pendapatan dari jasa tunda dan tambat menciut 3,3 persen secara tahunan menjadi USD24,731 ribu.

Di sisi lain, PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) hingga kuartal I-2024 mencatatkan laba bersih senilai USD10,157 juta, atau turun  63,1 persen dibanding periode sama tahun 2023 yang masih mencapai USD27,436 juta. Sehingga, laba per saham dasar merosot ke level USD0,001 pada akhir Maret 2024. Sedangkan di akhir Maret 2023 berada di level USD0,002 per lembar.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2024, penurunan laba kuartal I-2024 dipicu turunnya pendapatan jasa sebesar USD156,40 juta atau turun 24,69% secara tahunan atau year on year (YoY) dari USD207,66 juta. Rinciannya pendapatan uang tambang amblas 38,3 persen secara tahunan menjadi USD95,413 juta pada akhir kuartal I 2024. Namun pendapatan dari jasa keagenan,  AJ

  • By admin
  • 19 May 2024
  • 799
  • INSA