OPERATOR PELAYARAN CATATKAN KINERJA POSITIF DI KUARTAL II 2023
OPERATOR PELAYARAN CATATKAN KINERJA POSITIF DI KUARTAL II 2023
Sejumlah perusahaan pelayaran nasional merilis laporan yang menunjukkan semangat optimistisme pada tahun 2023.
PT Temas Tbk (TMAS) misalnya, dalam laporan keuangan kuartal II-2022 TMAS berhasil memperoleh pendapatan Rp 2,32 triliun. Nilai tersebut naik 51,63% dari periode yang sama tahun 2021 yang hanya mencapai Rp 1,53 triliun.
Pada kuartal II-2022, Temas juga meraih total laba bruto senilai Rp 809,61 miliar atau melonjak 177,91% dari periode yang sama tahun 2021 yaitu sebesar Rp 291,32 miliar.
Sayangnya, setelah dikurangi beban lainnya, laba Temas di tahun 2023 ini justru turun. Jika pada tahun 2022, Temas berhasil memperoleh laba bersih sebesar Rp659,83 miliar pada semester pertama berhasil membukukan laba Rp402,5 miliar atau turun 39%.
Sekretaris Perusahaan PT Temas Tbk (TMAS) Marthalia Vigita mengatakan penurunan laba yang cukup signifikan di kuartal II-2023 ini dikarenakan banyaknya libur dan cuti bersama, yang menyebabkan pabrik tutup dan permintaan barang juga menurun.
Situs berita kontan menulis, jika Marthalia tetap optimis, di tahun 2023 ini persaingan bisnis industri perkapalan masih cukup baik sehingga di kuartal selanjutnya Temas bisa mendapatkan laba yang lebih besar.
Sebelumnya, di awal tahun TMAS telah menyiapkan dana belanja modal atau Capital Expenditure (capex) sebesar Rp 1 triliun. Dari dana tersebut, mayoritas atau sebanyak Rp700 miliar akan digunakan untuk membeli 10 unit armada kapal baru.
Sementara itu, emiten pelayaran, PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) mencatatkan kinerja di kuartal kedua tahun ini meningkat dibandingkan realisasi pada kuartal sebelumnya. Pertumbuhan tersebut didorong oleh kenaikan volume angkutan dari salah satu perusahaan tambang pelanggan perseroan.
“Saat ini laporan keuangan tengah tahunan 2023 Perseroan masih sedang dalam proses finalisasi. Namun demikian dapat diketahui bahwa pendapatan Perseroan pada kuartal kedua 2023 mengalami kenaikan dibandingkan dengan pendapatan pada kuartal pertama 2023,” ungkap Corporate Secretary Transcoal Pacific Anton Ramada, Jumat (14/7) lalu seperti ditulis situs berita kontan.
Per kuartal I-2023, pendapatan Transcoal Pacifik turun 8% menjadi Rp 384,07 miliar. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu, TCPI meraih pendapatan sebesar Rp 417,55 miliar.
Sedangkan dari sisi bottom line, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik tipis 1,28%, dari semula Rp 40,69 miliar di kuartal I-2022, menjadi Rp 41,25 miliar di kuartal I-2023.
Kendati kinerja di awal tahun 2023 belum mencapai pertumbuhan yang positif, TCPI melihat prospek bisnis angkutan laut pada semester kedua tahun 2023 semakin membaik, terutama setelah Pemerintah resmi mencabut status pandemi Covid-19 di Indonesia. “Kami berharap kondisi ini akan mendorong peningkatan volume angkutan di semester kedua,” katanya.
Untuk diketahui, TCPI menargetkan untuk dapat mencatatkan pertumbuhan laba bersih berkisar 50%-70% di sepanjang tahun ini. Untuk memaksimalkan kinerjanya, TCPI terus berupaya mengoptimalkan penggunaan armada milik sendiri untuk pengangkutan kargo.
Pada tahun ini TCPI akan menambah delapan armada baru yang terdiri atas unit floating crane, 2 pusher tugs dan 4 unit pusher barges. Pihaknya menyiapkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar Rp 650 miliar untuk menyukseskan agenda ekspansi.
Sementara itu, Emiten pelayaran terintegrasi PT GTS Internasional Tbk (GTSI) membukukan laba 4,18 juta dolar AS atau setara Rp62,05 miliar (kurs Rp14.848 per dolar AS) pada semester I-2022, berbanding terbalik dengan kinerja perseroan pada periode sama tahun lalu yang mencatat rugi 724.390 dolar AS.
Direktur GTSI Dandun Widodo mengatakan, perolehan laba tersebut ditopang pendapatan yang mencapai 21,14 juta dolar AS atau setara Rp313,91 miliar pada semester I-2022, melonjak 117,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya 9,76 juta dolar AS atau setara Rp144,97 miliar.
"Hingga akhir 2022, perseroan memproyeksikan kinerja keuangan yang tumbuh positif dengan memperoleh total pendapatan mencapai 42,19 juta dolar AS atau setara Rp626,44 miliar. Target tersebut melonjak 37 persen dibandingkan dengan pendapatan tahunan GTSI pada 2021," ujar Dandun dalam keterangan di Jakarta, Kamis seperti ditulis situs berita Antara.
Perseroan juga membidik keuntungan 8,11 juta dolar AS atau setara Rp120,49 miliar sepanjang 2022, membalikkan kinerja perseroan yang tercatat rugi 16,21 juta dolar AS pada 2021.
Dandun optimistis target tersebut dapat tercapai sejalan dengan peningkatan kinerja di seluruh lini bisnis perseroan. Dandun memaparkan prospek cerah bisnis
perseroan pada segmen transportasi gas alam cair atau Liquified Natural Gas (LNG) khususnya di wilayah Indonesia Tengah dan Timur.
"Gasifikasi 33 pembangkit listrik di wilayah Indonesia Tengah dan Timur jadi target pangsa pasar GTSI selanjutnya. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah terhadap upaya peningkatan bauran energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025," kata Dandun.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah meneken Keputusan Menteri No. 13 Tahun 2020 tentang Gasifikasi Pembangkit Tenaga Listrik. Dalam aturan tersebut, terdapat 33 titik pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang bakal segera disulap menjadi pembangkit listrik berbasis gas bumi (PLTG) oleh PT Pertamina (Persero).
Nantinya, lanjut Dandun, sebanyak 33 titik gasifikasi pembangkit listrik itu akan membutuhkan pasokan gas bumi dengan kapasitas mulai dari 0,5 sampai 8 billion british thermal unit per day (BBTUD) yang akan commercial operation date (COD) pada 2024.
Seiring meningkatnya permintaan gas alam di Indonesia, perseroan berkomitmen untuk meningkatkan pangsa pasar bisnis yang dijalankan baik pada segmen transportasi LNG ataupun unit penyimpanan dan regasifikasi terapung (Floating Storage and Regasification Unit/FSRU). "Kami ingin meningkatkan pangsa pasar kami,” katanya. (AJ)
- By admin
- 10 Aug 2023
- 937
- INSA